Friday, September 29, 2023

Pengelolaan Sumber Daya di Sekolah

 Peningkatan mutu sekolah dapat dilakukan dengan pengelolaan sumber daya sekolah secara efektif

Efektivitas pengelolaan sumber daya sekolah adalah tingkat pencapaian tujuan pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya yang ada baik tenaga pendidik, tenaga kependidikan, sarana prasarana, dan lain sebagainya untuk mencapai tujuan sekolah serta memiliki lingkungan sekolah yang mendukung kegiatan pembelajaran dan output yang dihasilkan oleh sekolah dapat bermanfaat bagi masyarakat (yudi haryanto CGP angkatan 8 Kab.Bekasi.


Kepala sekolah memiliki tanggung jawab dalam mengatur dan mempengaruhi sekelompok orang yang terlibat dalam pendidikan untuk bekerjasama dalam mencapai tujuan sekolah.

Dari fungsinya, kepala sekolah bertugas dan bertanggungjawab terhadap keseluruhan kegiatan sekolah baik kegiatan teknis maupun program-program tertentu dengan cara mengelola sumber daya sekolah yang ada agar tujuan sekolah tercapai.

Untuk meningkatkan mutu pendidikan, kepala sekolah dapat menciptakan program-program tertentu yang dapat mencapai tujuan sekolah yang ingin dicapai.

Dalam hal ini kepala sekolah harus memahami dengan baik peran kepemimpinannya dengan tepat dan guru harus mengetahui apa yang seharusnya dapat dilakukan untuk keberhasilan sekolah.

BAGJA adalah suatu model manajeman perubahan yang menggunakan pendekatan berbasis kekuatan sehingga kita hanya berfokus terhadap kekuatan dan hal positif yang dimiliki untuk dapat dimanfaatkan sesuai dengan tujuan yang dikehendaki.

Sebagai pemimpin pembelajaran, guru dapat mengelola sumber daya yang tepat agar menghasilkan output yang diharapkan.

Output yang baik merupakan hasil yang diperoleh dari pengelolaan sumber daya sekolah secara efektif sehingga tercipta karakteristik siswa yang sesuai dengan tujuan sekolah.

Pengelolaan yang dapat guru lakukan untuk memperoleh output yang baik diawali dengan menganalisis karakteristik siswa dan menginventarisir kekuatan yang dimiliki untuk mendukung pemilihan strategi pembelajaran yang paling sesuai.

Tuesday, September 26, 2023

Eksplorasi Konsep (Forum Diskusi Asinkronus) adalah contoh pengelolaan sumber daya sekolah kita dengan pendekatan PKBA?

 Penerapan Pendekatan Pengembangan Komunitas Berbasis Aset/PKBA (Asset Based Community Development/ABCD) di sekolah merupakan Pendekatan yang berfokus pada aset yang dimiliki sekolah sebagai basis utama pengembangan program sekolah.

PKBA ini mengajak kepala sekolah menggali kekuatan, kapasitas, dan aset yang dimiliki oleh sekolah agar semuanya itu bisa menjadi sebuah fondasi yang kuat untuk merencanakan dan melaksanakan program pengembangan sekolah.

Workshop Kepala Sekolah “Penerapan Pendekatan Pengembangan Komunitas Berbasis Aset (PKBA)/Asset Based Community Development (ABCD) di Sekolah” diselengarakan disekolah yang kita jalankan bersama tim dan dihadiri oleh KCD DINAS PENDIDIKAN.Seperti dalam kegiatan rapat ANGARANDASAR,rapat kegiatan baik .

Yudi Haryanto CGP angkatan 8  Mengadakan Rapat Kerja 


Workshop kepala sekolah ini diharapkan bisa memberikan bekal penguatan kemampuan kepala sekolah dalam memaksimalkan seluruh potensi sekolah dalam rangka mewujudkan Profil Pelajar Pancasila.

Bisa Menggunakan Pendekatan Pengembangan Komunitas Berbasis Aset untuk Mengelola Sumber Daya

 Pembahasan soal apakah kita bisa menggunakan pendekatan pengembangan komunitas berbasis aset untuk mengelola sumber daya sekolah kita?

Foto:Yudi Haryanto diskusi cgp angkatan 8 

Soal tentang apakah kita bisa menggunakan pendekatan pengembangan komunitas berbasis aset untuk mengelola sumber daya sekolah kita?

Adapun bahasan soal tentang apakah kita bisa menggunakan pendekatan pengembangan komunitas berbasis aset untuk mengelola sumber daya sekolah kita?

Inilah bahasan soal apakah kita bisa menggunakan pendekatan pengembangan komunitas berbasis aset untuk mengelola sumber daya sekolah kita?

Dalam temuan saya lain Pendekatan ini memungkinkan kita untuk lebih mendalam dalam mengeksplorasi potensi dan kekuatan yang ada di dalam sekolah, seperti keahlian dan pengalaman guru, fasilitas yang tersedia, kurikulum yang telah dikembangkan, dan keterlibatan siswa.

Dengan Pendekatan Pengembangan Sekolah Berbasis Aset, guru dapat bekerja sama dengan staf sekolah lainnya untuk mengidentifikasi dan memanfaatkan sumber daya yang ada dengan lebih baik

Studi Kasus 1 Berikut adalah salah satu studi kasus dalam pelatihan guru pengerak angkatan 8 kab.bekasi

 Studi Kasus 1

YUDI HARYANTO-CGP ANGKATAN 8 KAB BEKASI

Berikut adalah salah satu studi kasus dalam pelatihan guru pengerak angkatan 8 kab.bekasi.
Ibu Lilin adalah salah satu guru di SMP favorit yang selalu diincar oleh para orang tua.  Sekolah tersebut juga selalu menduduki peringkat I rerata perolehan nilai UN. Murid-murid begitu kompetitif memperoleh nilai ulangan dan prestasi lainnya, dan dalam keseharian proses belajar mengajar, murid terlihat sangat patuh dan tertib. Bahkan, ada yang bergurau bahwa murid di sekolah favorit tersebut tetap antusias belajar meskipun jam kosong. 
Keadaan berubah semenjak regulasi PPDB Zonasi digulirkan.  Ibu Lilin mulai sering marah-marah di kelas karena karakter dan tingkat kepandaian murid-muridnya yang heterogen.  Sering terdengar, meja guru digebrak oleh Ibu Lilin karena kondisi kelas yang susah dikendalikan. Apalagi, jika murid-murid tidak kunjung paham terhadap materi pelajaran yang Ibu Lilin jelaskan.  Seringkali, begitu keluar dari kelas, raut muka Ibu Lilin merah padam dan kelelahan.  Suatu hari, ada laporan berupa foto dari layar telepon genggam yang menunjukkan tulisan tentang Ibu Lilin menjadi bulan-bulanan murid-murid di grup WhatsApp

Pertanyaan
Bagaimana Anda melihat kasus Ibu Lilin ini?
Hubungkan dengan segala aspek yang bisa didiskusikan dari materi modul ini, apa yang akan Anda lakukan apabila Anda sebagai Kepala Sekolah.

Beberapa murid dipanggil oleh Guru BK.  Ibu Lilin juga berada di ruang konseling saat itu, beliau marah besar dan tidak terima penghinaan yang dilontarkan lewat pesan WA murid-muridnya. Bahkan, beliau memboikot, tidak akan mengajar jika murid-murid yang terlibat pembicaraan tersebut tidak dikeluarkan dari sekolah. Kasus tersebut terdengar pula oleh guru-guru sekolah non favorit. “Saya mah sudah biasa menghadapi murid nakal dan bebal.” Kata Bu Siti, yang mengajar di sekolah non favorit. 


Jawaban studi kasus 1 : 


Saya melihat kasus ibu Lilin merupakan pendekatan berbasis masalah, karena Bu Lilin terlalu berkonsentrasi dengan masalah yang dihadapi, mencoba mencari solusi dengan caranya sendiri, jadi hanya melihat kekurangan- kekurangan yang dimiliki oleh para murid, sehingga bu lilin sendiri yang merasa kewalahan dan pastinya dengan emosi dan amarah yang berlebih dalam menghadapi permasalahan dengan murid- muridnya. 

Seandainya saya menjadi Kepala Sekolah saya akan mengajak ngobrol bu Lilin, menanyakan keluhan bu Lilin dalam mengajar dan menanyakan kekuatan- kekuatan yang dimiliki oleh Bu Lilin, dan juga kemungkinan kekuatan yang dimiliki oleh para murid yang spesial tersebut, Dengan begitu akan bertemu suatu keepakatan bersama, dan mudah-mudahan kekuatan yang dimiliki oleh Bu lilin dan murid- murid nya. 

KASUS 2

 Studi Kasus 2

Pak Pupur, guru yang dicintai para muridnya. Cara mengajarnya hebat, ramah, dan menyayangi murid layaknya anak sendiri.  Suatu ketika, Dinas Pendidikan daerah membuka lowongan pengawas sekolah. Kepala Sekolah merekomendasi Pak Pupur untuk mendaftar seleksi calon pengawas sekolah. Kepala sekolah memilih Pak Pupur untuk mengikuti seleksi karena selain berkualitas, dewan gurupun begitu antusias mendukung Pak Pupur  mengikuti seleksi calon pengawas sekolah. 


Secara portofolio, penghargaan kejuaraan perlombaan guru, karya alat peraga berbahan limbah yang Pak Pupur ikuti selalu bisa sampai mendapatkan penghargaan lomba tingkat nasional. Kecerdasannya pun juga luar biasa di mana nilai Uji Kompetensi Gurunya (UKG) bisa mencapai nilai 90, Namun, Pak Pupur justru merasa sedih direkomendasikan kepala sekolahnya mengikuti seleksi calon pengawas sekolah.

Pertanyaan

Bagaimana pendapat Anda mengenai sikap Pupur?

Apabila Anda sebagai Kepala Sekolah, apa yang bisa Anda lakukan?

Jawaban studi kasus 2 :

Pendapat saya mengenai sikap pak Pupur, saya memaklumi apa yang membuat pak Pupur sedih, karena saya pun akan merasa hal yang sama Pendapat saya mengenai sikap pak Pupur, saya memaklumi apa yang membuat pak Pupur sedih, karena saya pun akan merasa hal yang sama dengan pak Pupur....

...Saya akan memberikan saran kepada pak Pupur untuk memahami bahwa pak Pupur mempunyai aset kekuatan yang sangat bagus sebagai Guru, tetapi akan lebih baik lagi jika aset yang pak Pupur miliki di sebarluaskan atau di tularkan kepada banyak Guru, salah satu cara untuk berbagi adalah menjadi Pengawas sekolah

Wednesday, September 13, 2023

YUDI HARYANTO-CGP ANGKATAN 8-3.1.a.4.1. Eksplorasi Konsep - Forum Diskusi Modul 3.1-SMAN 8 TAMBUN SELATAN

YUDI HARYANTO 
CGP ANGKATAN 8 KAB. BEKASI 
SMAN 8 TAMBUN SELATAN

Tujuan Pembelajaran Khusus : 

CGP mampu menganalisis pengambilan keputusan berdasarkan 4 paradigma, 3 prinsip, serta 9 langkah pengambilan dan  pengujian keputusan dalam studi kasus yang mereka dapatkan dan memberi tanggapan pada studi kasus CGP lainnya dan bersikap reflektif, kritis, dan kreatif dalam proses tersebut.



 Pak Frans merupakan guru matematika di SMP Karunia. Pak Frans dikenal sebagai guru yang rajin, ramah, penyabar, dan disukai murid-muridnya. Suatu hari ia sedang mengajar di kelas 8A, guru piket tergopoh-gopoh tiba di depan kelasnya dan mengatakan ada ayahnya Andreas, salah satu murid di kelas 8A di ruang tamu sekolah. Guru piket mengatakan pada pak Frans bahwa ayahnya Andreas ingin menjemput Andreas dan memintanya untuk membantunya bekerja di ladang. Ia juga mengatakan bahwa ayah Andreas datang sambil marah-marah bahkan mengacung-acungkan parang.  Pak Frans pun memanggil Andreas dan mengatakan bahwa ia dijemput ayahnya pulang. Andreas langsung memohon sambil menangis agar Pak Frans tidak mengizinkan ia pulang bersama ayahnya. Andreas berkata ia ingin belajar di sekolah dan ia takut dimarah-marahi oleh ayahnya bila membantu ayahnya di ladang, bila melakukan kesalahan sedikit saja.  Pak Frans bimbang, antara memenuhi permintaan Andreas atau tidak.  Dalam situasi dan kondisi seperti itu, akhirnya Pak Frans memutuskan untuk membawa Andreas ke ruang kepala sekolah, dan meminta saran dari kepala sekolah.  Bila Anda adalah kepala sekolahnya, saran apa yang akan anda berikan pada Pak Frans, dan apa alasannya?

Dalam masalah tersebut bahwa Guru piket mengatakan pada pak Frans bahwa ayahnya Andreas ingin menjemput Andreas dan memintanya untuk membantunya bekerja di ladang.Pak Frans pun memanggil Andreas dan mengatakan bahwa ia dijemput ayahnya pulang.
Dalam situasi dan kondisi seperti itu, akhirnya Pak Frans memutuskan untuk membawa Andreas ke ruang kepala sekolah, dan meminta saran dari kepala sekolah.

proses analisa saya dalam kasus ini dengan melihat beberapa langkah panduan .

Berikut ini panduan untuk melakukan analisis studi kasus:

  1. Jika situasinya adalah situasi dilema etika, paradigma mana yang terjadi pada situasi tersebut? Apa nilai-nilai yang saling bertentangan dalam studi kasus tersebut?
  2. Apakah ada unsur pelanggaran hukum dalam situasi tersebut? (Uji legal).
  3. Apakah ada pelanggaran peraturan/kode etik profesi dalam kasus tersebut? (Uji regulasi).
  4. Berdasarkan perasaan dan intuisi Anda, apakah ada yang salah dalam situasi ini? (Uji intuisi).
  5. Apa yang Anda rasakan bila keputusan Anda dipublikasikan di media cetak/elektronik atau menjadi viral di media sosial? Apakah Anda merasa nyaman?
  6. Kira-kira, apa keputusan yang akan diambil oleh panutan/idola Anda dalam situasi ini?
  7. Apakah ada sebuah penyelesaian yang kreatif dan  tidak terpikir sebelumnya untuk menyelesaikan masalah ini (Investigasi Opsi Trilemma)?
  8. Apa keputusan yang Anda ambil?
  9. Prinsip mana yang  Anda gunakan, dan mengapa?                                                             PERTANYAAN 1

    Jika situasinya adalah situasi dilema etika, paradigma manayang terjadi pada situasi tersebut? Apa nilai-nilai yang saling bertentangan dalam studi kasus tersebut?

    Paradigma yang terjadi pada kasus tersebut adalah keadilan lawan rasa kasihan,dan nilai-nilai yang saling bertentangan dalam kasus tersebut adalah tanggung jawab dan
    kedisiplinan.

    PERTANYAAN 2

    Apakah ada unsur pelanggaran hukum dalam situasi tersebut? (Uji legal).
    Dalam situasi kasus tersebut tidak ada unsur pelanggaran hukum.Namun terdapat pelanggaran hak asasi manusia tentang pendidikan seperti yang dialami Andreas dalam kasus tersebut "masih sekolah namun dijemput ayahnya untuk membantunya bekerja diladang."

    ERTANYAAN 3

    Apakah ada pelanggaran peraturan/kode etik profesi dalam kasus
    tersebut? (Uji regulasi).

    Dalam kasus tersebut terdapat pelanggaran peraturan atau kode etik
    profesi yaitu Ayah andreas datang kesekolah dengan marah-marah,mengacungkan parang untuk mengajak Andreas pulang. Sebagai wali murid seharusnya ayahnya Adreas tidak melakukan hal tersebut,jika berkunjung ke sekolah harus dengan baik dan sopan serta ketika berbicara dengan guru harus dengan tutur kata yang sopan tentang maksud dan tujuannya datang kesekolah.

    PERTANYAAN 4

    Berdasarkan perasaan dan intuisi Anda, apakah ada yang salah dalam situasi ini? (Uji intuisi).

    Menurut saya situasi yang salah dalam kasus tersebut adalah:Menjemput anak belum waktunya pulang,datang ke sekolah dengan marah-marah dan mengacungkan parang,
    serta tidak memberikan anak waktu untuk belajar ,namun dipaksa untuk membantunya bekerja,padahal anak tersebut dalan keadaan masih belajar.

    PERTANYAAN 5

    Apa yang Anda rasakan bila keputusan Andadipublikasikan di media cetak/elektronik atau menjadi viral di media sosial? Apakah Anda merasa nyaman?
    Jika keputusan saya ini akan diviralkan saya siap dan tidak mempermasalahkan hal itu, karna keputusan yang saya ambil memiliki latar belakang yang baik.

    PERTANYAAN 6

    Kira-kira, apa keputusan yang akan diambil oleh panutan/idola Anda dalam situasi ini?

    Dalam situasi ini keputusan yang akan diambil oleh panutan saya/idola saya adalah akan melakukan hal yang sama dengan yang saya lakukan.

    PERTANYAAN 7

    Apakah ada sebuah penyelesaian yang kreatif dan tidak
    terpikir sebelumnya untuk menyelesaikan masalah ini

    (Investigasi Opsi Trilemma)?

    Menurut pemikiran saya,melihat karakter dari ayahnya andreas,untuk solusi
    permasalahan kasus ini bisa juga dengan melakukan musyawarah dengan ayahnya
    andreas untuk mencari solusi atas permasalahan andreas atau dengan melakukan
    kegiatan "Choaching dengan Alur Tirta"dimana pemasalahan tersebut berasal dari
    coachee (ayah Andreas) yang tidak mengizinkan anaknya untuk belajar namun disuruh
    membantunya bekerja,dan solusinya juga dari coachee itu sendiri.Jadi kesannya tidak mengguruinya.

    PERTANYAAN 8

    Apa keputusan yang anda ambil ?

    Keputusan yang saya ambil atas permasalahan tersebut adalah:

    1. Mengajak ayahnya andreas bermusyawarah untuk mengizinkan andreas
    belajar terlebih dahulu sampai waktu pulang sekolah.
    2. Mengizinkan andreas untuk kembali belajar dikelas.
    3. Menanamkan kepada andreas sikap sayang dan rasa hormat terhadap orang
    tuanya.

    PERTANYAAN 9

    Prinsip mana yang Anda gunakan, dan mengapa?

    Prinsip yang saya gunakan adalah Berpikir serta Berbasis peraturan karena untuk
    membuat suatu keputusan  yang harus berdasarkan peraturan yang dibuat.Seorang guru itu adalah orang yang berani mengajar dengan tidak berhenti belajar ,berperan penuh perpusat pada murid.

Thursday, September 7, 2023

Tugas Koneksi Antar Materi : Kesimpulan dan Refleksi Modul 2.3 Coaching untuk Supervisi Akademik

          Yudi Haryanto CGP Angkatan 8 Kab.Bekasi

          REFLEKSI  

Bagaimana keterkaitan keterampilan coaching dengan pengembangan kompetensi sebagai pemimpin pembelajaran? 

Supervisi akademik ini dilakukan untuk memastikan pembelajaran yang berpihak pada murid sebagaimana tertuang dalam standar proses pada Standar Nasional Pendidikan.

Selain bertujuan untuk memastikan pembelajaran yang berpihak pada murid, supervisi akademik juga bertujuan untuk pengembangan kompetensi diri dalam setiap pendidik di sekolah.

Sebagai guru, kita bertugas untuk menjadikan latar belakang mereka sebagai pondasi kuat dalam memimpin pembelajaran.

Oleh karena Itu, kita diharapkan memiliki keterampilan yang dapat mengarahkan anak didik untuk menemukan jati diri dan melejitkan potensi mereka tersebut.

Agar dapat menjalankan perannya sebagai coach, seorang guru mesti dapat melakukan komunikasi yang memberdayakan sebagai keterampilan dasar coaching.


Komunikasi yang memberdayakan dapat diartikan sebagai proses meneruskan informasi atau pesan dari satu pihak ke pihak yang lain dengan menggunakan media kata, tulisan ataupun tanda peraga.

Diharapkan coach dapat melaksanakn komunikasi yang asertif, Komunikasi asertif dapat membangun kualitas ubungan kita dengan orang lain menjadi lebih positif karena ada pencapaian bersama dan kesepakatan dalam pemahaman dari kedua belah pihak.

Pemetaan ini akan menjadi dasar seorang guru dalam melakukan praktek pembelajaran berdiferensiasi di kelas, Berdasarkan peta kebutuhan belajar tersebut, maka seorang guru akan menentukan strategi dalam melakasanakan diferensiasi.

Dengan teknik coaching ini guru dapat melakukan identifikasi kebutuha belajar murid.Dengan melaksanakan pembelajaran berdiferensiasi berarti seorang guru telah mengaplikasikan hasil pelaksanana coaching terhadap siswanya sehingga para siswa menjadi nyaman dalam belajar.

 


                    KESIMPULAN 

Dengan adanya pelaksaan pembelajaran social dan emosional akan menunjang kenyamana siswa dalam melaksanakan pembelajaran berdiferensiasi tersebut.

Dengan kata lain coaching akan membantu guru dalam mengenali permasalahan siswanya dalam belajar.

Untuk mengatasi permasalahan tersebut, guru akan melaksanakan pembelajaran berdiferensiasi yang ditunjang dengan adanya pembelajaran social emosional (PSE).

Coaching merupakan salah satu pendekatan yang dapat dilakukan agar supervisi akademik yang dilakukan bertujuan untuk memastikan pembelajaran yang berpihak pada murid sebagaimana tertuang dalam standar proses pada Standar Nasional Pendidikan.

 


Untuk itu diperlukan suatu pendekatan yang diawali dengan paradigma berpikir yang memberdayakan.

Pendekatan dengan paradigma berpikir yang memberdayakan mutlak diperlukan agar pengembangan diri dapat berjalan secara berkelanjutan dan terarah.

 

 Berpikir coaching memberikan sebuah dimensi pertumbuhan dan pengembangan diri yang seringkali hilang dari sebuah rangkaian supervisi (Dolcemascolo, Miori- Merola, dan Ellison 2014 dalam Costa, A. 2016). Percakapan-percakapan coaching membantu para guru berpikir lebih dalam (metakognisi) dalam menggali potensi yang ada dalam diri dan komunitas sekolahnya sekaligus menghadirkan motivasi internal sebagai individu pembelajar yang berkelanjutan yang akan diwujudnyatakan dalam buah pikir dan aksi nyata demi tercapainya pembelajaran yang berpihak pada murid. 


Labels: ,

Sunday, September 3, 2023

MENCOBA MENDENGARKAN TEMAN CGP DALAM KEGIATAN COACHING- SUPERVISI-DAN REFLEKSI

Berikut adalah kegiatan coaching yang saya lakukan selama saya menjalani pendidikan di CGP guru pengerak .Hal ini yang menjadi saya tahu lebih dalan tentang coach itu sendiri sesuai alur TIRTA kata kunci yang saya lakukan selama menjadi couch dan pengamat dalam kegiatan coaching itu sendiri dan sebagai asesor penilai teman.Saya diajak banyak teman dalam kegiatan selama ini ,membantu penilaian pemantau coach dan coachee,dan siap kapan saja bila ada teman yang mempunyai masalah sata siap membantunya menemukan solusi.
 

Mengenal Perundungan di Sekolah


 

Bullying atau perundungan merupakan tindakan yang merugikan bukan hanya untuk korban, namun juga untuk pelaku.

Dalam konteks sekolah, perundungan terjadi dalam lingkungan sekolah dan hubungan sosial yang terjadi antar murid.

Dengan mengenal kekhasan perundungan, guru dapat mencegah terjadinya tindakan perundungan dan murid juga dapat memahami konsekuensi dari semua perbuatannya.

Jakarta: Direktorat Sekolah Dasar, Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah, dan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi

Friday, September 1, 2023

Coach

Guru Penggerak secara aktif menetapkan tujuan, membuat rencana, dan menentukan cara untuk mencapainya dalam meningkatkan kompetensi dan kematangan dirinya.

https://youtu.be/uMGxJG1wZB0?si=zoduV3wuBmkQzKwF 


Guru Penggerak secara aktif menetapkan tujuan, membuat rencana, dan menentukan cara untuk mencapainya dalam meningkatkan kompetensi dan kematangan dirinya.

Guru Penggerak terampil menerapkan pendekatan coaching untuk pengembangan diri, guru dan rekan sejawat.Memiliki paradigma berpikir coaching dalam berkomunikasi dalam rangka mengembangkan kompetensi rekan sejawat;

menjelaskan paradigma berpikir coaching dalam komunikasi yang memberdayakan untuk pengembangan kompetensi;Mengaitkan antara paradigma berpikir dan prinsip-prinsip coaching dengan supervisi akademik; Berikut adalah contoh coach , dan siap membantu anda dalam masalah Coach Yudi Haryanto dapat mempraktikkan tiga kompetensi inti coaching: coaching presence, mendengar aktif, dan mengajukan pertanyaan berbobot dalam percakapan coaching;

memberikan umpan balik dengan paradigma berpikir dan prinsip dan coaching;