Thursday, September 7, 2023

Tugas Koneksi Antar Materi : Kesimpulan dan Refleksi Modul 2.3 Coaching untuk Supervisi Akademik

          Yudi Haryanto CGP Angkatan 8 Kab.Bekasi

          REFLEKSI  

Bagaimana keterkaitan keterampilan coaching dengan pengembangan kompetensi sebagai pemimpin pembelajaran? 

Supervisi akademik ini dilakukan untuk memastikan pembelajaran yang berpihak pada murid sebagaimana tertuang dalam standar proses pada Standar Nasional Pendidikan.

Selain bertujuan untuk memastikan pembelajaran yang berpihak pada murid, supervisi akademik juga bertujuan untuk pengembangan kompetensi diri dalam setiap pendidik di sekolah.

Sebagai guru, kita bertugas untuk menjadikan latar belakang mereka sebagai pondasi kuat dalam memimpin pembelajaran.

Oleh karena Itu, kita diharapkan memiliki keterampilan yang dapat mengarahkan anak didik untuk menemukan jati diri dan melejitkan potensi mereka tersebut.

Agar dapat menjalankan perannya sebagai coach, seorang guru mesti dapat melakukan komunikasi yang memberdayakan sebagai keterampilan dasar coaching.


Komunikasi yang memberdayakan dapat diartikan sebagai proses meneruskan informasi atau pesan dari satu pihak ke pihak yang lain dengan menggunakan media kata, tulisan ataupun tanda peraga.

Diharapkan coach dapat melaksanakn komunikasi yang asertif, Komunikasi asertif dapat membangun kualitas ubungan kita dengan orang lain menjadi lebih positif karena ada pencapaian bersama dan kesepakatan dalam pemahaman dari kedua belah pihak.

Pemetaan ini akan menjadi dasar seorang guru dalam melakukan praktek pembelajaran berdiferensiasi di kelas, Berdasarkan peta kebutuhan belajar tersebut, maka seorang guru akan menentukan strategi dalam melakasanakan diferensiasi.

Dengan teknik coaching ini guru dapat melakukan identifikasi kebutuha belajar murid.Dengan melaksanakan pembelajaran berdiferensiasi berarti seorang guru telah mengaplikasikan hasil pelaksanana coaching terhadap siswanya sehingga para siswa menjadi nyaman dalam belajar.

 


                    KESIMPULAN 

Dengan adanya pelaksaan pembelajaran social dan emosional akan menunjang kenyamana siswa dalam melaksanakan pembelajaran berdiferensiasi tersebut.

Dengan kata lain coaching akan membantu guru dalam mengenali permasalahan siswanya dalam belajar.

Untuk mengatasi permasalahan tersebut, guru akan melaksanakan pembelajaran berdiferensiasi yang ditunjang dengan adanya pembelajaran social emosional (PSE).

Coaching merupakan salah satu pendekatan yang dapat dilakukan agar supervisi akademik yang dilakukan bertujuan untuk memastikan pembelajaran yang berpihak pada murid sebagaimana tertuang dalam standar proses pada Standar Nasional Pendidikan.

 


Untuk itu diperlukan suatu pendekatan yang diawali dengan paradigma berpikir yang memberdayakan.

Pendekatan dengan paradigma berpikir yang memberdayakan mutlak diperlukan agar pengembangan diri dapat berjalan secara berkelanjutan dan terarah.

 

 Berpikir coaching memberikan sebuah dimensi pertumbuhan dan pengembangan diri yang seringkali hilang dari sebuah rangkaian supervisi (Dolcemascolo, Miori- Merola, dan Ellison 2014 dalam Costa, A. 2016). Percakapan-percakapan coaching membantu para guru berpikir lebih dalam (metakognisi) dalam menggali potensi yang ada dalam diri dan komunitas sekolahnya sekaligus menghadirkan motivasi internal sebagai individu pembelajar yang berkelanjutan yang akan diwujudnyatakan dalam buah pikir dan aksi nyata demi tercapainya pembelajaran yang berpihak pada murid. 


Labels: ,

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home