Saturday, May 26, 2012

Kraton yogyakarta 
caption:menunggu antri kita duduk santai mr.yudie, mas deden,mas maryo coker,dkk

 pengunjung sedang foto-foto di depan keraton yogyakarta ada'' jati'' salah satunya

sambil menunggu antrian panjang memasuki kraton yogyakarta duduk duduk santai dibawah pohon yang rindang ku terhembus angin sepoi sepoi dan terdengan alunan melodi gending-gending jawa yang sangan menghiurkan hati terpana untuk merana dalam pandangan sang raja kelana.

maryo coker:'' ramai juga ya ..''.
yuyud:''ya pak mereka semua mau lihat keraton dan isinye''.
 
pentas wayang di keraton ngayogyokarto masih ada guna menghibur pengunjung
 merupakan istana resmi ngayogyokarto hadiningrat yang berlokasi di kota Yogyakarta indonesia. Walaupun kesultanan tersebut secara resmi telah menjadi bagian RI pada tahun 1950, kompleks bangunan keraton ini masih berfungsi sebagai tempat tinggal  dan rumah tangga istananya yang masih menjalankan tradisi kesultanan hingga saat ini. Keraton ini kini juga merupakan salah satu objek wisata di Kota Yogyakarta.kulangkahkan semangat baruku segera bergegas degan lambaian tangan bergaya berpakaian rapi bak turis manca Negara berbaris di pinggir joglo pintu kraton ngayogyakarto terlihat orang orang abdi dalem berpakaian rapi rapi bagaikan pengawal perang ,Sebagian kompleks keraton merupakan musium yang menyimpan berbagai koleksi milik kesultanan, termasuk berbagai pemberian dari raja-raja Eropa, replika pusaka keraton, dan gamelan gending-gending jawa yang membuatku terpesona mendengarnya . Dari segi bangunannya, keraton ini merupakan salah satu contoh arsitektur istana  yang terbaik meski kini tampak kuno dengan ciri khas keraton yang nyaman dan asri, memiliki balairung-balairung mewah dan lapangan serta paviliun yang luas. Ketika ku langkahkan kaki ku menuju gapura telah terdengar ning nang ning gongggggggg,’’woooooong surem surem tiwangkolo kinggggggking……..woooooooooooooo”’ dipanjak panjak kanya wayang yang takpernah lelah itu,terlihat warna keratin yang membawakan bagaikan kisah permasuri dan raja ada didalam keraton tersebut tertanam berbagai budaya ,terlihat seorang dalang sedang memanjakkan wayangnya yang indah bagaikan seorang yang hidup terbeban dalam sebuah cerita menggikuti alur cerita  walau secenak duduk santai bersama sama turis domestic dan mancanegara. .
turis lokal maupun mancanegara sedang menyaksikan wayang kulit di pendopo

Keraton Yogyakarta mulai didirikan oleh Sultan Hamengku Buwono beberapa bulan pasca perjanjian Grianty pada tahun 1755. Lokasi keraton ini konon adalah bekas sebuah pesanggarahan yang bernama Garjitawati. Pesanggrahan ini digunakan untuk istirahat iring-iringan jenazah raja-raja Mataram (Kartasura dan Surakarta) yang akan dimakamkan di imogiri. Versi lain menyebutkan lokasi keraton merupakan sebuah mata air, Umbul Pacethokan, yang ada di tengah hutan Beringan. Sebelum menempati Keraton Yogyakarta, Sultan Hamengku Buwono I berdiam di Pesanggrahan Ambar Ketawang yang sekarang termasuk wilayah Kecamatan Gamping Kabupaten Sleman.
Secara fisik istana para Sultan Yogyakarta memiliki tujuh kompleks inti yaitu Siti Hinggil Ler (Balairung Utara), Kamandhungan Ler (Kamandhungan Utara), Sri Manganti, Kedhaton, Kamagangan, Kamandhungan Kidul (Kamandhungan Selatan), dan Siti Hinggil Kidul (Balairung Selatan). Selain itu Keraton Yogyakarta memiliki berbagai warisan budaya baik yang berbentuk upacara maupun benda-benda kuno dan bersejarah. Di sisi lain, Keraton Yogyakarta juga merupakan suatu lembaga adat lengkap dengan pemangku adatnya. Oleh karenanya tidaklah mengherankan jika nilai-nilai filosofi begitu pula mitologi menyelubungi Keraton Yogyakarta.


KRATON YOGYAKARTA  karya:yudi haryanto

kawulo sowan
untuk memerasakan keademan mu
kawulo datang untuk sowan panjenengan
istana mu kawulo sowan

sediko dawuh sanjang
maaf semua beda dengan gaya sendiko dawuh
keraton membawakan tundukan gaya
semua wisata sediko dawuh 

keraton tempat berkarya dari lugu dan tutur kata abdi dalem bergaya
sejuta jiwa menatap kencana
impian bagaikan bayangan raja-raja bertahta
tancapkan budaya bangsa 

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home