Saturday, May 26, 2012

BATU MBAH MARIJAN




Di sebuah desa jambu ku lihat ’’batu berwajah manusia’’ di lereng gunung berapi Yogyakarta aku mencoba kesana dengan pasukan mubil jip di bantu oleh tim dari penduduk , mas anwar’’maturnuwon jih ‘’telah mengantar dengan mobil gunung yang berkapasitas tingggi melaju dengan kecepatan maxsimal  terasa angin menghembus sepoi sepoi basah dengan hembusan yang langsung menusuk tubuhku dari bukit bukit yang gundul lapang membentang tampak semua hitam sisa sisa dari erupsi ,jalan terjal menghadang di depan merosok dalam pandangan ku jurang dan jalur sungai berbatuan yang besar besar.untuk menuju ke daerah-daerah erupsi gunung merapi yang telah terjadi beberapa kisah yang lalu dimana seluruh desa di sekitar lereng gunung merapi ludes luluh lusuh terkena keganasan sang gunung berapi terbagar oleh panasnya lahar,tertutup oleh lumpur pasir batu yang terdorong oleh bersin sang gunung yang terucap oleh ku ‘’wedus gembel ‘’.Serasa terharu bercampur dengan rasa belaskasih terhadap penduduk desa sekitar yang tadinya hijau dengan kehidupan dan suara suara anak anak serta binatang ternak kini telah binasa,kini telah tiada ,kini telah habis rata tanah dan bebatuan yang beswar menimpanya serta rumah mbah marijan penunggu dan juru kunci gunung merapi.

mencoba mengaruni seluruh daerah -daerah yang yang bisa dilalui dengan mobil yangkulaju dengan kencang
bersama mr.yudie,muji,hhh,deny,maryo coker,amin yang mana kami penasaran ingin lebih dalam menyelam dalam untuk tahu semuanya tentang merapi ini.
Desa yang selamat adalah desa tangkisan yang berarti menolak bila terjadi muntahan wedus gembel tidak pernah terkena erupsi desa ini  terkenal dari namanya  tangkisan yang selalu menangkis mara bahaya kata seseorang disana.
 Terpesona  meradang menerjang meraih gapaian mimpi yang indah menjadi kenyataan dalam kehidupan ku,tatapan mata ku yang aneh dengan tajamnya menembuskan  bolamata ku menusuk kabut yang tebal terasa terbawa terperosok oleh ketinggian yang mengeciutkan perasaan  hingga hatiku berayun- ayun dibuatnya seolah bagaikan terbang ya ya…it’s the story about  adalah salah satu gunung yang terletak di Yogyakarta  indah dari segala macam wisata . Sekitar 9 km ke arah utara dari pusar kota dengan rimbun pohon-pohon yang sebagian besar terbinasa oleh kekejaman Wedus gembel nya mbah marijan dan hamparan kebun salak on the way yang indah seakan membuat kita terpukau riang gembira oleh pesona panorama dan semuanya akan membuat kita lalai akan waktu karena di sekitarnya akan mengimpaskan rasa leleh menjadi lara,rasa duka menjadi ceria, gunung merapi  mempunyai ketinggian dan terjal  bentuk gunung ini adalah Stratovulcano dengan pusat erupsi yang berpindah dari timur ke barat aduh sok tahu juga penulis he he he sedikit mencari info lo…. Jenis batuan yang dikeluarkan melalui letusan kebanyakan adalah lava dan sulfur, mineral yang dikeluarkan adalah sulfur  belerang, mineral yang dikeluarkan saat gunung  aktif adalah uap belerang. Daerah ini dikelola oleh Perum Perhutanan. Suhu rata-rata hariannya adalah 17oC pada siang hari dan 2 oC pada malam hari.

Legenda rakyat setempat
Artikel utama untuk bagian adalah batu yang menyerupai wajah manusia di merapi tempat mbah marijan.

PUISI                        

WEDUS GEMBEL                                                     KARYA:YUDI HARYANTO

angin semilir membuat hati nyaman dan tentram di lereng bukit  yang indah
dimana tempat dan istana para kehidupan yang berhati mulia
dalam hilir hisap tangis karena tetesan gemuruh mu    wedus.........gembel
gemuruh suaramu wedus....gembel murka menelan saudaraku yang mulia hati tak berkata
dasar kau wedus gembel taktau apa maumu dasar wedus....

murkamu  menerjang kaum yang belum kenal subuh tiba
kau murka anak anak kau binasa
kau murka orang tua binasa
kau murka perawan janda kau terjang juga ...dasar wedus....gembel

dalamnya wadukmu kau ludahkan bersama liurmu
bongkahan batu...butiran mutiara yang ada kau liurkan juga
wedus...wedus kau punya mutiara kok hitam
hitam kulihat pekat yang orang dapat
hanya batu berwajah bonjrat kau dapat  .




Kraton yogyakarta 
caption:menunggu antri kita duduk santai mr.yudie, mas deden,mas maryo coker,dkk

 pengunjung sedang foto-foto di depan keraton yogyakarta ada'' jati'' salah satunya

sambil menunggu antrian panjang memasuki kraton yogyakarta duduk duduk santai dibawah pohon yang rindang ku terhembus angin sepoi sepoi dan terdengan alunan melodi gending-gending jawa yang sangan menghiurkan hati terpana untuk merana dalam pandangan sang raja kelana.

maryo coker:'' ramai juga ya ..''.
yuyud:''ya pak mereka semua mau lihat keraton dan isinye''.
 
pentas wayang di keraton ngayogyokarto masih ada guna menghibur pengunjung
 merupakan istana resmi ngayogyokarto hadiningrat yang berlokasi di kota Yogyakarta indonesia. Walaupun kesultanan tersebut secara resmi telah menjadi bagian RI pada tahun 1950, kompleks bangunan keraton ini masih berfungsi sebagai tempat tinggal  dan rumah tangga istananya yang masih menjalankan tradisi kesultanan hingga saat ini. Keraton ini kini juga merupakan salah satu objek wisata di Kota Yogyakarta.kulangkahkan semangat baruku segera bergegas degan lambaian tangan bergaya berpakaian rapi bak turis manca Negara berbaris di pinggir joglo pintu kraton ngayogyakarto terlihat orang orang abdi dalem berpakaian rapi rapi bagaikan pengawal perang ,Sebagian kompleks keraton merupakan musium yang menyimpan berbagai koleksi milik kesultanan, termasuk berbagai pemberian dari raja-raja Eropa, replika pusaka keraton, dan gamelan gending-gending jawa yang membuatku terpesona mendengarnya . Dari segi bangunannya, keraton ini merupakan salah satu contoh arsitektur istana  yang terbaik meski kini tampak kuno dengan ciri khas keraton yang nyaman dan asri, memiliki balairung-balairung mewah dan lapangan serta paviliun yang luas. Ketika ku langkahkan kaki ku menuju gapura telah terdengar ning nang ning gongggggggg,’’woooooong surem surem tiwangkolo kinggggggking……..woooooooooooooo”’ dipanjak panjak kanya wayang yang takpernah lelah itu,terlihat warna keratin yang membawakan bagaikan kisah permasuri dan raja ada didalam keraton tersebut tertanam berbagai budaya ,terlihat seorang dalang sedang memanjakkan wayangnya yang indah bagaikan seorang yang hidup terbeban dalam sebuah cerita menggikuti alur cerita  walau secenak duduk santai bersama sama turis domestic dan mancanegara. .
turis lokal maupun mancanegara sedang menyaksikan wayang kulit di pendopo

Keraton Yogyakarta mulai didirikan oleh Sultan Hamengku Buwono beberapa bulan pasca perjanjian Grianty pada tahun 1755. Lokasi keraton ini konon adalah bekas sebuah pesanggarahan yang bernama Garjitawati. Pesanggrahan ini digunakan untuk istirahat iring-iringan jenazah raja-raja Mataram (Kartasura dan Surakarta) yang akan dimakamkan di imogiri. Versi lain menyebutkan lokasi keraton merupakan sebuah mata air, Umbul Pacethokan, yang ada di tengah hutan Beringan. Sebelum menempati Keraton Yogyakarta, Sultan Hamengku Buwono I berdiam di Pesanggrahan Ambar Ketawang yang sekarang termasuk wilayah Kecamatan Gamping Kabupaten Sleman.
Secara fisik istana para Sultan Yogyakarta memiliki tujuh kompleks inti yaitu Siti Hinggil Ler (Balairung Utara), Kamandhungan Ler (Kamandhungan Utara), Sri Manganti, Kedhaton, Kamagangan, Kamandhungan Kidul (Kamandhungan Selatan), dan Siti Hinggil Kidul (Balairung Selatan). Selain itu Keraton Yogyakarta memiliki berbagai warisan budaya baik yang berbentuk upacara maupun benda-benda kuno dan bersejarah. Di sisi lain, Keraton Yogyakarta juga merupakan suatu lembaga adat lengkap dengan pemangku adatnya. Oleh karenanya tidaklah mengherankan jika nilai-nilai filosofi begitu pula mitologi menyelubungi Keraton Yogyakarta.


KRATON YOGYAKARTA  karya:yudi haryanto

kawulo sowan
untuk memerasakan keademan mu
kawulo datang untuk sowan panjenengan
istana mu kawulo sowan

sediko dawuh sanjang
maaf semua beda dengan gaya sendiko dawuh
keraton membawakan tundukan gaya
semua wisata sediko dawuh 

keraton tempat berkarya dari lugu dan tutur kata abdi dalem bergaya
sejuta jiwa menatap kencana
impian bagaikan bayangan raja-raja bertahta
tancapkan budaya bangsa