kisah bersama aji hanya 4 lagu
Terlalu jauh melangkah pada kisah hari ini yang bisa membawakan kita pada sebuah kasih seorang anak kepada orang tuanya dimana mereka harus membanting tulang hanya untuk segembol uang recehan ,kertika hari menjelang sore rombongan segera mengangkatkan roda dari sebuah parkiran taman matahari bogor .
Datang seorang anak yang belum cukup umur mejulurkan tanganya yang lemas keatas bus wisata yang sebentar lagi bergegas menancapkan gas ke arah jalan raya hendak pulang menuju bekasi city, si kecil dengan memegang erat sebuah alat musik kecil mirip gitar [kentrung] kataku.
segera melantunkan sebuah lagu BANG TOYIP,LAGU DOREMI,...hinga 4lagu yang membuat ku dan seluruh pendengar terhibur dibuatnya ,dengan suara lenting dia bernyanyi,dengan semangat tinggi dia mengeluarkan lagu-lagunya yang sudah biasa dia nyanyikan,dengan lirik lagu yang kadang dia ubah sediri diapun bernyanyi dengan membuka mulut yang imut -imut dengan lebar-lebar terkadang tersenyum kulum bila melirik matanya kepadaku.
sempat kutanya:aji namanya sekarang masih duduk di bangku SD kelas 3 yang tidak jauh dari daerah itu,"apa kamu tidak takut kalau keliwat daerah sini"?saya gak takut udah biasa pulang gelap-gelap,katanya.bahkan dia sendiri berkeinginan jika besar nanti ingin menjadi pulisi."berapa pendapatanmu setiap hari"?
kebetulan saya baru dapat 10.000 hari ini mah agak sepi ,katanya.
Ternyata dengan tambahan di rombongan ku lumayan si aji bisa tersenyum mengembol pendapatanya hari ini dan mohon ijin katanya mau turun dan pulang.
''saya mau belajar''. besok sekolah
Kisah
ini tentang Pengamen, yang selalu dapat
kita jumpai tiap hari di jalanan,buskota, rumah makan, sampai kereta api,
seperti menempati posisi yang tidak menguntungkan pada kelas sosial masyarakat.
Bagi
mereka, pekerjaan mereka sama mulianya dengan profesi lainnya. Dan oknumlah
yang melahirkan konotasi negatif dari pengamen. Namun sebagian masyarakat
seperti tidak mau tahu, profesi ini tetaplah bernada miring, fals.
Yang mereka tahu, pengamen adalah kumpulan manusia malas, pemaksa, dan amat
mengganggu., jumlah pengamen mencapai ribuan orang. Sebagian dari mereka
menyadari konotasi miring yang ditujukan kepada mereka. Lalu mereka biasanya
membentuk kelompok atau kantung-kantung kesenian jalanan sebagai semacam
pembelaan. Salah satu komunitas yang terkenal dan sudah punya base
camp permanen adalah Komunitas Penyanyi Jalanan . Setiap komunitas biasanya punya kegiatan
masing-masing, ada yang menggelar arisan ada juga yang bikin grup Band
kecil-kecilan.
Pengamen-pengamen
yang tergabung dalam komunitas semacam itu bahkan mengaku mereka bukan tipe
pengamen yang membawakan lagu asal-asalan atau meminta uang secara paksa kepada
penumpang. Meski beberapa dari mereka bertampang seram dengan tubuh penuh tato,
tetapi mereka tetap berusaha ‘tampil’maksimal di depan penumpang,pendengar yang
setia mendengarkan lagu ecrek-ecreknya yang terbuat dari alat bekas tutup botol
yang agak sedikit berkarat,dan kadang ada yang lebih modern . Mayoritas suara
mereka juga bagus-bagus mendayu dayu bagaikan alunan lagu pada sebuah albun yang pernah didengar kita setiap hari.
Cara
‘ngamen’ di Jakarta atau di daerah-
lainya memang macam-macam, ada yang hanya bertepuk tangan sembari menyanyi
dengan suara tak jelas juntru membuat
terhibur karena membuat melek terpaksa dengan suara yang menusuk daun
telinga dengan sedikit tersenyum dua senti kekiri saja. Ada yang berorasi
membaca puisi, ada yang main sulap dan sebagainya. Mereka hanyalah contoh dari anak-anak yang bekerja setiap hari untuk mendukung perekonomian keluarga. Dan memang tidak selalu kondisi yang mereka hadapi memang buruk.
Lagipula tidak ada larangan bagi anak untuk bekerja, sepanjang pekerjaan itu tidak menganggu perkembangan anak bersangkutan.
Lembaga Penelitian yang kerap meneliti tentang anak jalanan mengatakan bahwa anak-anak perlu diajari tentang pekerjaan karena itu merupakan unsur yang penting dalam pendidikan.Aji kau tetap anak bangsa semoga nanti cita-citamu tercapai,sudah banyak pengamen yang meningalkannya menjadi artis dan membuat band serta masuk INDONESIAN IDOL
GITAR KECIL TUA KU KARYA: YUDI HARYANTO
gitar kecilku
ku angkat di pagi hari dan bernyanyi .. kau ku angkat
bersama suara.... kuayunkan dengan lagu sendu yang merindu
mengiringi fals kau melupakanya hingga aku terniang berdiri dan bernyanyi
nyanyian yang kadang menutupi telinga
kau tetap ku angkat dengan ayunan jariku yang
hinga kamu....kamu.... terkulum senyum dua senti kau mengakak ha ha
tawa lagu yang didengar telingamu
aku tak sudi ...... kau tutup telingamu
sudi aku menghiburmu dengan ayunan tangan
tergoyang goyang jarimu mendengar gitar tuaku ...aku takut
besok gitar tua ku akan renta......dan putus....aku takut.
4 Comments:
duit karya yudi
terlena
terniang
terhempas kau duit
lupa akan segalanya karna kau duit
adik kecil terlena karna kau
diman kau tak merasakan itu
kau adalah duit
dua mata imut tertuju hatimu
kau duit yang selalu membuat pilu
ada kau semua baru
tiada kau menjadi keluarga padu
setia mencari mu karena kau duit
setiap insan selalu memelukmu dengan sayang
tapi kau tak sayang
dirimu tak berharga
hanya sebungkus nasi terniang kau ku gadai
perjalanan itu terasa sangat menyedihkan, sayang ku tak duduk d sampingmu kawan....
ada yang sangat sedih ya diantaranya EBBIT yang menyanyikan lagu tersebut,jadi jangan dibawa kehati ya para pembaca
Di hari yang penuh berkah dan hidayahMu aku memohon kepadaMu, segala puji ya rabb berilah anugerah yang kau limpahkan kepada anak-anak,saudara kami yang kini membutuhkan,Amin.
Post a Comment
Subscribe to Post Comments [Atom]
<< Home